Halo, dari Subang.
Hai, blogger!
Lagi-lagi aku tidak menepati janji untuk sering apdet disini. Huah....waktu dan kesibukanku benar-benar menyita. Padahal aku pengen banget mengasah kemampuan menulis aku. Sekali lagi, mohon maaf🙏
Dari judulnya udah pasti keliatan kan kalo aku lagi sibuk diluar kota. Yep, sekarang aku lagi jadi enumerator Pemantauan Status Gizi (PSG) Jawa Barat tahun 2017 dan ditempatkan di Kabupaten Subang. Alhamdulillah, ini jadi pekerjaan pertama aku setelah (bahkan sebelum) lulus dari Poltekkes Bandung.
Banyak banget hal yg aku jadikan pelajaran selama jadi enumerator. Pertama, nyari uang itu susah! Gak semudah minta uang ke orang tua, "Mah minta uang buat blablabla" atau "Pah uang mingguan aku habis". Ini jawaban klasik emang, tapi justru inti dari bekerja adalah untuk mengetahui hal tersebut.
Kedua, belajar untuk bekerja dalam tim. Bekerja di bidang Gizi Masyarakat tentunya sangat berkaitan dengan yang namanya teamwork. Kelakuan si A gini lah, kelakuan si B gitu lah. Si A cekatan anaknya, si B lambat. Setiap orang memiliki sifat dan latar belakang yang berbeda-beda, namun kita harus mampu untuk menyatukan diri agar tercapai tujuan yang diharapkan.
Ketiga, lebih banyak bersyukur dengan kehidupan yang dijalani sekarang. Kebanyakan kondisi rumah warga di desa masih kurang layak untuk ditinggali. Dinding bilik yang banyak lubang sana sini, lantai masih berupa tanah ataupun semen, kamar mandi yang pembuangannya langsung ke sungai/solokan, jarak antara kandang binatang seperti domba/sapi/ayam/bebek sangat berdekatan dengan rumah dan sumber air. Masih banyak orang terutama anak-anak yang belum bisa mengenyam pendidikan tinggi, minimal lulus SD atau SMP juga udah lumayan katanya. Alasannya karena keterbatasan ekonomi, atau merasa kurang pintar, atau "mendingan bantuin orangtua aja dirumah" atau nikah aja da udah cukup umurnya. Dari situ aku jadi lebih banyak bersyukur...Alhamdulillah kedua orangtuaku masih mampu membiayai hingga kuliah. Miris adalah ketika proses recall 1x24 jam (menanyakan makanan yang dimakan 24 jam yg lalu), kebanyakan balita sering mengonsumsi minuman-minuman dan snack kemasan yang kandungan pengawetnya tinggi, sedangkan makan utama mereka hanya makan nasi dengan kuah sayur atau nasi dengan kerupuk atau nasi dengan seblak. Balita yang masih dalam proses pertumbuhan seharusnya mendapat makanan yang kandungan gizinya lengkap mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral agar status gizi mereka baik. Minuman dan snack kemasan juga seharusnya dikurangi atau malah tidak diberikan sama sekali karena kandungan pengawetnya dapat menyebabkan penyakit-penyakit tidak menular (degeneratif) seperti misalnya kanker.
Sebenernya masih banyak hal yg bisa aku tuliskan disini seputar pengalaman aku jadi enumerator di Subang. Tapi karena keterbatasan waktu, mungkin cukup segini aja ya. Mungkin di lain waktu aku bisa melanjutkannya lagi.
Mohon do'anya semoga aku bisa terus mengasah kemampuan menulisku dan terus apdet di blog ini🙏
See you later, blogger! Have a nice day😄
Sukarahayu, Subang.
5 September 2017 12:23pm
Khoirunnisa Lutfia
Comments
Post a Comment