Posts

Gimana caranya?

Aku mau posting hal yang berbau semi-frontal. I'm an extrovert, so I can't handle myself untuk posting disini. Because my blog is my diary. Aku gak masalah hal ini dibahas disini, yaa selama masih bisa aku sensor hal-hal yang tidak perlu aku sebutkan, kenapa engga? I'm not feel ashamed at all. But if something happen to me or someone who related to this post wants me to delete it, surely I'll do it. Ok...lets start.

Edisi Wisuda

Image
Halo halo halo ๐Ÿ™‹ Berhubung sedang banyak waktu luang karena sedang menjadi pengacara alias pengangguran banyak acara....wkwkwk๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ aku mau berbagi sedikit kisah tentang wisudaku bulan lalu. Alhamdulillah setelah dinyatakan lulus pada saat yudisium tanggal 21 Juli 2017, akhirnya aku dan teman2 bisa merasakan yang namanya wisuda di Sabuga pada tanggal 29 Agustus 2017. Setelah menghadapi berbagai tekanan hidup selama menimba ilmu 3 tahun di kampus, gak nyangka juga bisa sampe ke titik ini. Sebenernya kita itu wisuda di saat lagi hectic banget sama PSG. Emang waktu sebelum mulai tuh udah bikin kesepakatan sama dinkes provinsi buat libur selama 4 hari karena ada wisuda dan libur Idul Adha, tapi tetep aja superrrr pusing karena semua persiapan wisuda hanya dilakukan dalam waktu yg sangat sempit. Bahkan aku pun belanja buat keperluan buat wisuda kayak tas dan sepatu itu H-1 pas gladiresik!!!! Sampe2 pulang ke rumah jam 22.30 sama si bundo๐Ÿ˜‚ (plis ini jangan ditiru wkwk๐Ÿ˜…) parah bgt pokon...

Halo, dari Subang.

Hai, blogger! Lagi-lagi aku tidak menepati janji untuk sering apdet disini. Huah....waktu dan kesibukanku benar-benar menyita. Padahal aku pengen banget mengasah kemampuan menulis aku. Sekali lagi, mohon maaf🙏 Dari judulnya udah pasti keliatan kan kalo aku lagi sibuk diluar kota. Yep, sekarang aku lagi jadi enumerator Pemantauan Status Gizi (PSG) Jawa Barat tahun 2017 dan ditempatkan di Kabupaten Subang. Alhamdulillah, ini jadi pekerjaan pertama aku setelah (bahkan sebelum) lulus dari Poltekkes Bandung. Banyak banget hal yg aku jadikan pelajaran selama jadi enumerator. Pertama, nyari uang itu susah! Gak semudah minta uang ke orang tua, "Mah minta uang buat blablabla" atau "Pah uang mingguan aku habis". Ini jawaban klasik emang, tapi justru inti dari bekerja adalah untuk mengetahui hal tersebut. Kedua, belajar untuk bekerja dalam tim. Bekerja di bidang Gizi Masyarakat tentunya sangat berkaitan dengan yang namanya teamwork. Kelakuan si A gini lah, kela...

Halo, dari Jogja.

Hai, blogger! Udah 4 tahun gak pernah nulis lagi disini karena kesibukan yang aku jalani. Mulai dari lulus SMA eh tau-tau sekarang udah mau lulus kuliah. Kuliah aku cukup padat karena emang D-3 itu full of praktikum setiap harinya. Belum lagi aku yang terlibat di organisasi. Sesekali suka menengok blog ini, baca-baca postingan terdahulu yang penuh kealayan, kebodoran, kehinaan, ah segala macem pokonya jaman masih remaja labil ya hahaha...☺ Sekarang aku lagi di Jogja, tepatnya di Ruangan Jabal Rahmah RS PKU Muhammadiyah. Lagi ngerjain laporan AGK kasus besar. Pusing hahahaha jadi melipir deh ke blog tapi harus segera dikerjain soalnya selasa insya Allah presentasi >_< Oh iya, seminggu yang lalu aku iseng buka blog ini kan... terus tiba-tiba kepikiran, kenapa aku gak bikin jurnal harian di blog selama aku disini? Padahal lumayan 2 bulan kan lama... Terus nanti kan kalo iseng pengen baca lagi pasti lucu... banyak kenangan yang bisa diceritakan. Kesel sama diri sendiri, kenapa ...

Semua Ada Waktunya...

Ada kalanya kita berada di masa keemasan dan puncak kejayaan. Ada kalanya kita selalu merasa bahagia dan penuh canda tawa. Itu yang saya rasakan dahulu. Merasa tinggi, merasa hebat, merasa bahagia. Tapi, sekarang? Rasanya saya ingin menarik kembali kata-kata itu. Sekarang saya merasa sedang berada di sudut terbawah masa terburuk. Saya merasa sedang berada di titik paling rendah. Apa yang menyebabkan semua itu? Apakah saya kurang bersyukur Ya Allah? Apakah saya terlalu takabur Ya Allah? Astaghfirullahaladzim..

Seharusnya

Seharusnya begini Seharusnya begitu Seharusnya seperti ini Seharusnya seperti itu Seharusnya saya tak berbuat ini dan itu Seharusnya saya tak melakukan ini dan itu Seharusnya saya tak pernah berkata ini dan itu Seharusnya saya tak perlu berpikiran ini dan itu Seharusnya saya tak membuang waktu Seharusnya saya bisa berpikir lebih dewasa Seharusnya saya bisa menerima kenyataan Seharusnya saya bisa lebih bijak dalam bersikap Seharusnya saya bisa dibina dan membina Seharusnya saya bisa memaklumi segala sesuatu Seharusnya saya tidak kekanak-kanakan lagi seperti dahulu Seharusnya saya tidak mudah terpengaruh Seharusnya saya tidak mudah marah Seharusnya saya lebih berpikir positif Seharusnya...seharusnya...dan seharusnya. Karena memang seharusnya.

Ketika Sang Diri Mengenal Kata Curiga

Maha Suci Allah yang senantiasa menemani hamba-Nya ini dalam melangkah di kehidupan... Mengapa? Mengapa aku harus mengenal sepotong kata itu? Kata yang membuat diri ini bersikap dan bersifat negatif. Kata yang membuat diri ini seringkali terjatuh. Kata yang membuat segalanya tidak indah bagiku. Curiga? Apa itu curiga? Sepotong kata yang tak pernah terduga. Untuk apa perasaan curiga itu ada? Untuk apa setiap manusia memiliki perasaan curiga? Untuk apa? Untuk apa bila akhirnya seperti ini yang kurasakan. Terasa sesak, tak nyata, dan lelah. Diri ini terlalu dalam menanamkan kata curiga. Hingga akhirnya ia terjerat dan tak bisa kemana-mana. Hingga akhirnya ia tak bisa memisahkan mana yang baik dan mana yang buruk. Hingga akhirnya ia kalang kabut, tak tahu harus kemana meneruskan langkah kaki. Hingga akhirnya ia merasa kehilangan terhadap sesuatu yang selama ini ia impikan. Hingga akhirnya pikiran negatif terus menerus menghantuinya. Apa yang terjadi sebenarnya? Aku tahu, curiga atau ...